Film terbaru yang dikarang oleh sutradara Hestu Saputra dan Rengga Indrayana, berjudul “Nona Manis Sayange,” adalah sebuah karya drama komedi yang memikat hati dengan keunikan ceritanya. Dari bawah bendera rumah produksi Putaar Film, film ini membawa penonton dalam perjalanan yang berbeda dari yang biasa mereka temui.
Cerita dalam film ini terinspirasi oleh cinta yang berkembang di tengah budaya dan tradisi kaya di Pulau Nusa Tenggara Timur, khususnya di Labuan Bajo. “Nona Manis Sayange” menggali isu budaya yang menarik tentang mahar (belis), sebuah elemen yang masih memiliki peran signifikan dalam kehidupan masyarakat Labuan Bajo hingga saat ini. Ini adalah sebuah perwakilan kisah cinta yang dalam, yang memberikan wawasan berharga tentang kehidupan sehari-hari dan nilai budaya yang dilestarikan di daerah ini.
Film ini akan dibintangi oleh Haico Van Der Veken dan Pangeran Lantang, dua aktor utama yang akan menghidupkan karakter-karakter dalam cerita ini. Dengan tanggal rilis yang ditetapkan pada 2 November 2023, “Nona Manis Sayange” menjadi salah satu film Indonesia terbaru yang diantisipasi penonton dengan penggalian tema budaya dan kisah cinta yang mengharukan.
Berikut ini 5 Fakta Nona Manis Sayange
Menggunakan Teknologi CGI
Sutradara Hestu Saputra membagikan wawasan tentang perjalanan panjang yang ditempuh dalam mewujudkan proyek film ambisius ini. Film “Nona Manis Sayange” tidak hanya melibatkan pengembangan cerita yang mendalam, tetapi juga memanfaatkan teknologi CGI untuk memberikan representasi yang lebih dalam tentang dunia budaya Labuan Bajo.
Hestu menekankan pentingnya elemen-elemen kehidupan yang tertanam dalam narasi film ini, dan betapa upaya maksimal telah dikerahkan untuk menciptakan sebuah cerita yang kuat dan mendalam. Proses produksi yang memakan waktu sekitar satu tahun dua bulan hingga hari ini melibatkan berbagai tahap, termasuk ide awal, riset, syuting, dan tahap editing post-produksi, dengan setiap langkah dijalani dengan penuh dedikasi. Semua ini mencerminkan komitmen tim produksi dalam menghadirkan karya yang memukau dan bermakna bagi penonton.
Para Pemain Nona Manis Sayange
Cerita yang menarik dalam film “Nona Manis Sayange” tentunya akan semakin memikat dengan kehadiran sejumlah pemain berbakat dalam jajaran pemainnya.
Para pemain berbakat seperti Haico Van Der Veken, Pangeran Lantang, dan Bhisma Mulia, telah dipercayakan untuk menghidupkan karakter-karakter kunci dalam cerita ini. Selain itu, kehadiran bintang-bintang seperti Luz Victoria, Chancelline, dan Mathias Muchus juga akan memberikan nuansa yang beragam dalam pengembangan cerita film “Nona Manis Sayange.” Koleksi bakat dan pengalaman akting para pemain ini menjadi salah satu aset berharga dalam membawa kisah ini menjadi lebih hidup dan mendalam bagi penonton.
Memperkenalkan Keunikan Budaya Labuan Bajo
DR. Ngadiman, selaku Eksekutif Produser di Putaar Film, merasa tugas mulia untuk memperkenalkan kekayaan budaya Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur kepada khalayak luas. Di tengah potensi budaya yang begitu kaya, masih sedikit yang mengetahui tentang keunikan dan keindahan yang dimiliki oleh daerah ini. “Nona Manis Sayange” menjadi sebuah sarana yang ideal dalam memerankan peran sebagai jembatan untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan dan mengungkapkan pesona budaya Labuan Bajo.
Dalam konteks ini, film bukan hanya sebuah hiburan semata, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam mengedukasi dan menginspirasi masyarakat tentang kekayaan budaya yang terkandung di daerah ini. DR. Ngadiman dan timnya berharap bahwa film ini akan membawa wawasan baru kepada penonton mengenai budaya yang unik dan memukau di Labuan Bajo, serta memberikan dorongan untuk menjelajahi dan memahami warisan budaya yang belum banyak terungkap.
Isu Sosial Belis
Tema tentang praktik belis telah menjadi isu yang hangat dan sangat relevan di daerah tersebut, bahkan mempengaruhi seluruh komunitas Nusa Tenggara Timur.
Belis, atau yang dikenal dengan mas kawin atau mahar, merupakan konsep yang mendalam dalam budaya Indonesia. Praktik ini mencerminkan penghormatan terhadap tradisi dan adat istiadat di berbagai daerah di Indonesia serta menjadi simbol komitmen dan keseriusan dalam hubungan pernikahan. Praktik belis memiliki makna yang dalam dan menjadi bagian penting dalam membentuk identitas budaya di Indonesia.
Pro Kontra Film
Pentingnya belis dalam kehidupan saat ini adalah hal yang bervariasi, sangat tergantung pada budaya, nilai-nilai, dan keyakinan yang ada dalam masyarakat tertentu. Dalam beberapa komunitas, praktik belis masih dianggap sebagai unsur penting dalam proses pernikahan dan diartikan sebagai bentuk penghormatan dan komitmen yang kuat antara kedua belah pihak.
Namun, dalam beberapa situasi, nilai dan arti dari belis dapat berubah seiring dengan perubahan dalam masyarakat. Beberapa individu mungkin lebih suka menganggap belis sebagai simbol tradisional sembari yang lainnya mungkin lebih fokus pada komitmen emosional dan kesesuaian dalam hubungan. Adalah penting untuk diingat bahwa pandangan tentang belis dapat sangat beragam, tergantung pada budaya, agama, dan nilai-nilai pribadi yang ada. Beberapa mungkin melihat belis sebagai ekspresi cinta dan dukungan finansial, sementara yang lain mungkin menganggapnya sebagai tradisi yang ketinggalan zaman atau bahkan sebagai beban finansial.